Ini Dia 5 Mitos Law of Attraction yang Harus Kamu Ketahui! Jangan Sampai Salah Paham!

Fristy Sato
7 min readMay 29, 2023

--

Photo by Katrina Wright on Unsplash

Belakangan ini, istilah “Law of Attraction” semakin sering menjadi perbincangan. Sebenarnya “LOA” itu apa sih ?

LOA adalah kemampuan kita untuk menarik dalam hidup kita apa yang kita fokuskan. Ini berarti bahwa pikiran dan energi kita dapat menarik energi yang sama dan manifestasikan dalam realita. Konsep dasar LOA pada dasarnya adalah, konsep energi yang akan saling tarik-menarik ketika energi tersebut berada di frekuensi dan vibrasi yang sama.

Sebagai manusia, kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan pikiran kita dan mengarahkannya ke tujuan yang kita inginkan. Namun, seringkali kita terjebak dalam pikiran negatif dan kekhawatiran yang justru menghalangi kita dari mencapai tujuan kita. Inilah di mana LOA dapat membantu kita untuk mengarahkan pikiran kita ke arah yang positif dan menarik keberuntungan dalam hidup kita.

Sebagai contoh, dulu saya sangat ingin pergi ke Jepang. Saya fokus pada tujuan tersebut, belajar bahasa Jepang, mencari beasiswa atau program pertukaran. Akhirnya pada tahun 2012, saya berangkat ke Jepang sebagai perwakilan mahasiswa Indonesia untuk acara JICE.

Tapi akhir-akhir ini ada banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar di tengah masyarakat Indonesia tentang LOA.

Apa aja? Yok kita telusuri satu per satu.

Mitos 1: Semua yang kita inginkan bisa terwujud hanya dengan menginginkannya

Photo by Maja Il on Unsplash

Apakah benar semua yang kita inginkan bisa terwujud hanya dengan menginginkannya? Karena faktanya banyak tim sakit hati dan mengsedih karena resolusi nggak tercapai sampai akhirnya jera bikin resolusi.

kita perlu ingat bahwa LOA tidak segampang yang dibayangkan. Hanya dengan menginginkan sesuatu saja tidak cukup, perlu ada tindakan yang di lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Konsep penting dalam LOA adalah “we attract what we are” bukan “we attract what we want”, yang berarti kita hanya dapat menarik sesuatu yang frekuensi nya sama dengan kita. Hal ini berarti kita harus melakukan proses “memantaskan diri” agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan.

Contoh sederhana, jika seseorang ingin memperoleh gaji 100 juta rupiah per bulan, dia harus menanyakan pada diri sendiri apakah dia sudah layak untuk mendapatkan gaji sebesar itu. Apakah dia memiliki skill yang layak di hargai sebesar itu? Jika tidak, maka dia harus berusaha untuk meningkatkan skill nya dan mencari tahu apa yang di butuhkan untuk mencapai gaji tersebut.

Selain itu, dalam LOA juga penting untuk melepaskan kendali dan percaya pada Tuhan. Setelah kita berusaha, fokus dan konsisten, kita harus meyakini bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita, meskipun itu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Jadi, jangan merasa putus asa jika kita belum mencapai tujuan kita, karena Tuhan pasti memiliki rencana yang lebih baik untuk kita. Terus berusaha, fokus dan konsisten, namun jangan lupa untuk melepaskan kendali dan percaya pada Tuhan.

Mitos 2: Hanya dengan Mengucapkan Keinginan Kita maka Hal Tersebut akan Terjadi

Photo by nega on Unsplash

Banyak orang yang bilang “Ucapan adalah Doa” maka dengan mengucapkannya saja kita bisa mendapatkan hal yang kita inginkan.

Hmm… Mungkin ya, mungkin tidak.

Di awal artikel ini, kita sudah membahas bahwa Law of Attraction (LOA) adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa kita dapat menarik apa yang kita inginkan dalam hidup kita dengan fokus dan konsisten pada tujuan tersebut. Menurut LOA, pikiran kita adalah energi dan semua yang ada di alam semesta juga merupakan energi. Pikiran kita memiliki vibrasi yang sesuai dengan gelombang otak, dan jika kita secara konsisten memfokuskan pikiran kita pada sesuatu, maka itu akan terwujud.

Namun, LOA tidak hanya sekedar mengucapkan apa yang kita inginkan, tapi juga harus dilakukan dengan tindakan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. LOA memerlukan aksi dan proses memantaskan diri agar sesuatu yang diinginkan dapat terwujud.

Salah satu cara untuk memahami bagaimana LOA bekerja adalah dengan memahami konsep lebih simpel yaitu dengan fokus pada apa yang kita inginkan, kita akan lebih terarah dan tahu mau kemana untuk mencapai tujuan kita. Ingat, pikiran — kata-kata — perilaku — kebiasaan — nilai — tujuan.

Perlu diingat bahwa kita hanya dapat menarik sesuatu yang frekuensi vibrasinya sama dengan kita. Jadi, jika kita ingin sesuatu yang tidak sesuai dengan frekuensi kita, maka kita harus memantaskan diri dan memperkuat frekuensi kita.

Jika kita fokus pada apa yang kita inginkan, kita akan lebih mudah menentukan tujuan dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk mencapainya. Selain itu, dengan memperhatikan pikiran, kata-kata, perilaku, kebiasaan, nilai dan tujuan kita, kita dapat memastikan bahwa kita selaras dengan apa yang kita inginkan dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencapainya.

Mitos 3: Semesta berkonspirasi membantu kita untuk mewujudkan keinginan kita, artinya kita nggak perlu dong usaha maksimal?

Photo by Mark McGregor on Unsplash

Jika kita berpikir bahwa dunia sedang berkonspirasi untuk membantu kita mewujudkan keinginan kita, maka kita akan cepat merasa tidak perlu untuk berusaha dengan maksimal. Namun, kita harus ingat bahwa Tuhan tidak akan mengubah seseorang kecuali mereka yang mau berubah.

Konsep yang penting dalam Law of Attraction adalah “memantaskan diri”, yang berarti kita harus berusaha dengan maksimal untuk mencapai tujuan kita. Kita harus mengevaluasi diri kita dan meningkatkan skill atau kemampuan kita sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Jangan merasa cukup dengan hanya menginginkan sesuatu dan berharap dunia akan bekerja untuk kita. Kita harus bekerja keras untuk mencapai tujuan kita dan meningkatkan diri kita agar pantas untuk menerima bantuan dari dunia.

Jangan ragu untuk berusaha dengan maksimal dan percayalah bahwa Tuhan akan membantu kita mewujudkan keinginan kita jika kita berusaha dan berubah. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan percaya pada rencana Tuhan yang lebih baik untuk kita.

Mitos 4: Menerapkan Law of Attraction membuat kita mudah terjebak Toxic Positivity

Photo by jurien huggins on Unsplash

Toxic positivity adalah pemikiran yang menyembunyikan perasaan negatif dengan mengabaikan atau menolak perasaan tersebut dan selalu berpikir positif. Namun, LOA bukanlah tentang berpikir positif saja, tapi juga harus memiliki pemikiran netral dan bersiap dengan rencana cadangan jika suatu hal tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Salah satu cara untuk menerapkan LOA dengan benar adalah dengan membuat action plan yang terdiri dari plan A, plan B, dan plan C. Kita harus siap dengan berbagai skenario dan memiliki backup plan untuk mencapai tujuan kita. Jangan terjebak dalam toxic positivity dan lupakan perasaan negatif, tapi jangan pula mengabaikannya.

Jangan lupa untuk selalu berdoa dan percayalah pada rencana Tuhan yang lebih baik untuk kita.

Mitos 5: Memperkirakan adanya peluang nggak berhasil, kita juga sedang “mengattract” hal-hal negatif

Photo by David Pupăză on Unsplash

Saat merencanakan sesuatu, kita seringkali mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan yang akan kita ambil. Kita juga sering membuat beberapa rencana cadangan untuk berjaga-jaga jika rencana utama tidak berhasil. Namun, apakah dengan memperhitungkan peluang kegagalan kita juga “mengattract” hal-hal negatif? Bagaimana cara untuk membalance pikiran positif dan negatif dalam menerapkan law of attraction?

Untuk membuat keseimbangan yang baik antara pikiran positif dan negatif, pertama-tama kita harus mengenali mana pikiran negatif yang perlu dan mana yang tidak perlu. Selanjutnya, kita harus mengidentifikasi dan menganalisis limiting beliefs yang menghambat kita dalam mencapai tujuan. Terakhir, kita harus menulis semua sumber daya yang kita miliki untuk mencapai tujuan tersebut, seperti siapa yang dapat kita minta bantuan, ilmu apa yang harus kita pelajari, dan apa yang harus kita miliki.

Bagaimana cara menggunakan law of attraction sebaik mungkin?

Untuk menggunakan law of attraction dengan baik, kita harus mengenali diri kita sendiri, apa yang sebenarnya kita inginkan dan tidak hanya mengikuti keinginan orang lain.

Salah satu saran terbaik dalam menggunakan law of attraction adalah mengenali diri kita sendiri, memahami value, visi, misi, dan tujuan hidup kita. Setelah itu, tulislah life goals kita dan buatlah sebuah dream board yang menggambarkan apa yang kita inginkan. Kemudian, buatlah action plan yang akan membantu kita untuk mencapai tujuan tersebut.

Jangan lupa untuk selalu melakukan PDCA (Plan, Do, Check, Action) dalam setiap tahap perjalanan kita. Kemudian, lepaskan semua attachment yang kita miliki. Ingatlah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita, meskipun mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Selain itu, konsep penting lain yang harus diperhatikan dalam LOA adalah letting go atau tawakal. Kita harus menerima dan merelakan hasil akhir yang didapat, meskipun itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Dengan cara ini, kita dapat mempercayai proses dan mengikuti apa yang Tuhan dan semesta atur untuk kita.

Bisa disimpulkan bahwa, Law of Attraction adalah sebuah konsep yang memungkinkan kita untuk menarik ke dalam hidup kita apa yang kita fokuskan, namun perlu diingat bahwa proses dan aksi juga diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kita harus memantaskan diri dan merelakan hasil akhir yang didapat.

Jangan takut untuk bermimpi dan mengejar mimpi kita, namun pastikan kita menggunakan law of attraction dengan bijak dan sesuai dengan diri kita sendiri. Ingat, kita hanya bisa menarik hal-hal yang sesuai dengan frekuensi kita, jadi pastikan untuk memantaskan diri dan usaha keras untuk mencapai tujuan kita.

--

--

Fristy Sato
Fristy Sato

Written by Fristy Sato

Inner Child & Manifestation Coach | Certified Trauma-Informed Coach | Certified Life Coach in NLP | Founder Conscio

No responses yet